Senin, 22 Desember 2014

GEMBALA SEJATI


Yakobus 1:6
Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian kemari oleh angin.

Jarang sekali orang berani dan mau mengakui dan menyampaikan  kekurangannya dalam sebuah forum . Diakui ataupun tidak seseorang memiliki kelemahan/ kekurangan, tetapi kita sering menutupi kelemahan tersebut karena malu. Kelemahan dianggap tabu, padahal memiliki kelemahan itu adalah hal yang  normal. Bersedaiakah kita untuk berserah kepada Tuhan, agar anugerah-Nya bekerja dalam kelemahan kita ? Orang yang sungguh-sungguh menyadari kelemahannya akan bersuka cita menyambut anugerah Tuhan yang mengubahkan.

Nasihat Yakobus diatas disampaikan kepada kedua belas suku di perantauan yang pada saat itu sedang mengalamai kegalauan imannya. Pada zaman gereja purba juga mengalami kebimbangan dalam menghadapi berbagai pencobaan. Maka nasihat diberikan untuk memberikan kekuatan iman kepada suku-suku diperantauan. Bagai seorang Sahabat , Yakobus memberikan nasihat untuk meneguhkan iman mereka.

Tidak jarang kita menjalankan kehidupan didunia berdasarkan kekuatan dan kemampuan kita sendiri. Firman-Nya menggugah kita untuk merendahkan hati dan bergantung pada-Nya, sama seperti domba  yang hidupnya bergantung pada sang gembala. Tak usah khawatir, semua yang baik sudah disiapkan oleh Gembala kita jika kita  mau menjadi domba-Nya. Betapa jauh berbeda antara mengandalkan diri sendiri dengan mengandalkan  Sang Gembala Sejati.

Kita menyadari bahwa kehidupan ini rentan dengan segala deraan, himpitan, godaan tekanan bahkan cobaan. Namun kita harus mampu mengatasi semua itu yang merupakan batu peringatan dari Tuhan, untuk menjadikan iman kita lebih dewasa.  Proses ini harus syukuri, karena teguh dalam iman membuat hati kita melimpah dengan syukur. Dan bersyukur merupakan buah dari akar iman  yang kuat. Kita berharap metanoia terjadi dalan kehidupan kita, meskipun banyak sekali tantangan yang harus dihadapi. Dengan demikian maka kita harus mampu untuk memahami pengetahuan iman katolik dengan baik dan selanjutnya mampu menerapkan dalam hidup sehari-hari. Setiap orang Katolik dalam perbuatannya haruslah mengandung unsur penyelamatan yang diungkapkan melalui pikiran, kata, tindakan dan pergaulan. Dalam kehidupan ini haruslah berani bersikap kritis dan profetis  , demi terlaksananya rencana penyelamatan Allah yang nyata di dunia ini.
Orang menjadi beriman karena tahu diri bahwa dirinya merupakan citra Allah, yang dipanggil dan diharapkan menjadi rekan dan agen milik Sang Pencipta dalam dunia. Hidup berarti dipanggil. Setelah  menyelesaiakn seluruh sarasehan dalam masa Adven tahun 2014 ini, diharapkan bisa membantu umat secara keseluruhan untuk mengembangkan iman yang cerdas,tangguh dan missioner yang merupakan arah yang mau dicapai melalui formation iman berjenjang. Kita tidak cukup hanya menjadi Katolik, tetapi perlu Katolik yang memiliki kecerdasan, ketangguhan dan semangat missioner. Semua ini dimulai dari keluarga kita masing-masing, karena keluarga menjadi tempat persemaian iman sejati untuk semakin menghasilkan buah-buah keselamatan yang pada akhirnya  keluarga kita  yang  menyampaikan karya pewartaan  Injil bagi setiap orang, demi terlaksananya rencana penyelamatan Allah.

Ya Tuhan mampukan kami, semoga setiap kali menghadapi berbagai batu peringatan, kami selalu ingat akan kasih-Mu, dan selalu yakin   bimbingan Roh Kudus-Mu untuk menguatkan iman kami,  sehingga kami menjadi pribadi yang memiliki iman yang cerdas, tangguh dan bersifat missioner. Sang Gembala Sejati tuntunlah  kami menuju kejalan kebenaran. Kobarkanlah semangat iman kristiani kami agar semakin berani memancarkan kasih-Mu di tengah masyarakat. Amien .

Salam dan Berkah Dalem,
[ Dari : Berbagai Sumber ]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar