Yakobus 1:6
Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama
sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut,
yang diombang-ambingkan kian kemari oleh angin.
Jarang sekali orang berani dan mau mengakui dan menyampaikan kekurangannya dalam sebuah forum . Diakui
ataupun tidak seseorang memiliki kelemahan/ kekurangan, tetapi kita sering
menutupi kelemahan tersebut karena malu. Kelemahan dianggap tabu, padahal
memiliki kelemahan itu adalah hal yang
normal. Bersedaiakah kita untuk berserah kepada Tuhan, agar anugerah-Nya
bekerja dalam kelemahan kita ? Orang yang sungguh-sungguh menyadari
kelemahannya akan bersuka cita menyambut anugerah Tuhan yang mengubahkan.
Nasihat Yakobus diatas disampaikan kepada kedua belas suku di
perantauan yang pada saat itu sedang mengalamai kegalauan imannya. Pada zaman
gereja purba juga mengalami kebimbangan dalam menghadapi berbagai pencobaan.
Maka nasihat diberikan untuk memberikan kekuatan iman kepada suku-suku
diperantauan. Bagai seorang Sahabat , Yakobus memberikan nasihat
untuk meneguhkan iman mereka.
Tidak jarang kita menjalankan kehidupan didunia berdasarkan kekuatan
dan kemampuan kita sendiri. Firman-Nya menggugah kita untuk merendahkan hati
dan bergantung pada-Nya, sama seperti domba
yang hidupnya bergantung pada sang gembala. Tak usah khawatir, semua
yang baik sudah disiapkan oleh Gembala kita jika kita mau menjadi domba-Nya. Betapa jauh berbeda
antara mengandalkan diri sendiri dengan mengandalkan Sang Gembala Sejati.
Kita menyadari bahwa kehidupan ini rentan dengan segala deraan,
himpitan, godaan tekanan bahkan cobaan. Namun kita harus mampu mengatasi semua
itu yang merupakan batu peringatan dari Tuhan, untuk menjadikan iman kita
lebih dewasa. Proses ini harus syukuri,
karena teguh dalam iman membuat hati kita melimpah dengan syukur. Dan bersyukur
merupakan buah dari akar iman yang kuat.
Kita berharap metanoia terjadi dalan kehidupan kita, meskipun banyak sekali tantangan
yang harus dihadapi. Dengan demikian maka kita harus mampu untuk memahami
pengetahuan iman katolik dengan baik dan selanjutnya mampu menerapkan dalam
hidup sehari-hari. Setiap orang Katolik dalam perbuatannya haruslah mengandung
unsur penyelamatan yang diungkapkan melalui pikiran, kata, tindakan dan
pergaulan. Dalam kehidupan ini haruslah berani bersikap kritis dan profetis , demi terlaksananya rencana penyelamatan
Allah yang nyata di dunia ini.
Orang menjadi beriman karena tahu diri bahwa dirinya merupakan citra
Allah, yang dipanggil dan diharapkan menjadi rekan dan agen milik Sang Pencipta
dalam dunia. Hidup berarti dipanggil. Setelah menyelesaiakn seluruh sarasehan dalam masa
Adven tahun 2014 ini, diharapkan bisa membantu umat secara keseluruhan untuk
mengembangkan iman yang cerdas,tangguh dan missioner yang merupakan arah yang
mau dicapai melalui formation iman berjenjang. Kita tidak cukup hanya menjadi
Katolik, tetapi perlu Katolik yang memiliki kecerdasan, ketangguhan dan
semangat missioner. Semua ini dimulai dari keluarga kita masing-masing, karena
keluarga menjadi tempat persemaian iman sejati untuk semakin menghasilkan
buah-buah keselamatan yang pada akhirnya
keluarga kita yang menyampaikan karya pewartaan Injil bagi setiap orang, demi terlaksananya
rencana penyelamatan Allah.
Ya Tuhan mampukan kami,
semoga setiap kali menghadapi berbagai batu peringatan, kami selalu ingat akan
kasih-Mu, dan selalu yakin bimbingan Roh Kudus-Mu untuk menguatkan iman
kami, sehingga kami menjadi pribadi yang
memiliki iman yang cerdas, tangguh dan bersifat missioner. Sang Gembala Sejati
tuntunlah kami menuju kejalan kebenaran.
Kobarkanlah semangat iman kristiani kami agar semakin berani memancarkan
kasih-Mu di tengah masyarakat. Amien .
Salam dan Berkah Dalem,
[ Dari : Berbagai Sumber ]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar