Satu-satunya hal yang sungguh berarti adalah hubungan kita dengan Kristus. Orang
percaya dan rela mematuhi perintah Allah
semestinya karena lahir dari hubungan kasih Tuhan Yesus Kristus yang
telah menyelamatkan kita..
Ketaatan orang percaya kepada-Nya bukan
dilandasi oleh rasa cemas-takut,
melainkan karena kasih-Nya memotivasi dan memampukan kita untuk taat. Itu semua
dapat diperoleh dari warta Injil yang selalu kita baca untuk mendapatkan
perutusan. Untuk itu seluruh umat berkewajiban melaksanakan tugas perutusan. Injil tidak hanya menjadi milik diri sendiri
yang menerimanya secara eksklusif, tetapi juga merupakan suatu rahmat yang
harus dibagi-bagikan. Namun semua itu melalui sebuah proses untuk tercapainya
suatu perubahan budi dan hati yang mendalam. Beranikah kita untuk membuka hati
kita untuk mau melakukan sebuah perubahan budi dan hati kita yang mendalam ?
Panggilan kita untuk ikut serta dalam karya perutusan bermula dan
muncul dari Baptisan yang telah kita terima, yang dikuatkan oleh Sakramen
Penguatan. Suatu perubahan budi dan hati
yang mendalam, sehingga dimasyarakat kita bisa hidup lebih bijaksana. Melalui Baptisan dan
Penguatan ini kita dipanggil untuk mengambil bagian dalam pelayanan Kristus,
sebagai imam, nabi dan raja. Karena dengan Baptisan yang telah terima, siapapun itu berpartisipasi demi
bagian mereka di dalam perutusan misionernya. Iman yang missioner adalah iman
yang tidak hanya ekslusif , namun insklusif, mampu bersaudara dan berdialog
dengan semua orang yang berbeda keyakinan untuk mewujudkan misi Allah, ialah
keselamatan umat manusia. Sehingga iman yang missioner akan nampak dalam
kehidupan nyata yang diungkapkan dalam pikiran, kata, tindakan dan pergaulan. Untuk
mengarah pada kedewasaan iman adalah butuh sebuah proses perubahan yang sangat
mendalam. Dalam buku Panduan Adven 2014 disebutkan
bahwa Metanoia adalah suatu perubahan budi dan hati yang mendalam. Dalam masa
Adven pekan keempat, kita diajak untuk menjadi orang Katolik yang missioner.
Dengan tujuan umat diajak untuk menyadari bahwa iman harus berdimensi missioner
sehingga umat selalu berupaya membangun semangat beriman di dalam masyarakat. Adalah proses pendewasaan iman kita
melalui berbagai cara untuk mencapai kedewasaan iman.
Dari sumber : www.kamusbahasaindonesia.org : “ Budi
“adalah alat batin yang merupakan paduan akal dan perasaan untuk menimbang
baik dan buruk. Juga diartikan tabiat , akhlak , watak. Sedangkan kalau “ hati “ diartikan sesuatu yang ada di dalam tubuh manusia yang
dianggap sebagai tempat segala perasaan batin dan tempat menyimpan pengertian (
perasaan dsb ). Perubahan hidup yang didasari pada penyerahan penuh kepasrahan
kepada Allah dan persetujuan penuh cinta akan segala sesuatu yang telah
diwahyukan kepada kita. Itu semua
merupakan tujuan dari setiap karya pewartaan Injil, agar setiap orang dapat
mengenal dan menerima Yesus Kristus sebagai penebus pribadinya. Dan inilah yang
disebut dengan Iman Katolik. Dengan iman kita menjawab panggilan Allah untuk
menikmati keselamatan melalui Yesus Kristus.
Cara hidup yang dilandasi oleh cinta kasih, kesederhanaan dan
kepedulian adalah menjadi cara hidup yang baru keluarga Katolik. Karena
kesaksian hidup kita merupakan bentuk tugas perutusan yang pertama dan tak
tergantikan. Kristus sendiri menjadi model kesaksial Katolik. Segenap umat beriman Kristiani, melalui
teladan hidup serta kesaksian lisan mereka wajib menampilkan manusia baru.
Sesama akan memandang perbuatan tersebut dan mereka memuliakan Bapa. Menjadi seorang Katolik harus bisa memberi
rasa dan berguna bagi banyak orang. Iman
kita harus menjadi perwujudan dan keterlibatan kita ditengah masyarakat. Kesaksian yang paling menarik adalah perhatian
dan cinta kasih terhadap orang-orang miskin, lemah dan menderita, yang
merupakan perwujudan dari iman Katolik yang cerdas, tangguh dan missioner.
Ya Tuhan,
Engkaulah sumber iman sejati , mampukan kami untuk dapat melaksanakan
kehendak-Mu dalam kehidupan sehari-hari.
Bimbinglah dan jadikanlah kami lebih bijaksana di dalam menghadapi kesulitan
hidup, sehingga berani berjuang dengan
iman, harapan dan kasih-Mu.
Salam dan Berkah Dalem,
[ Dari : Panduan Adven 2014, Komisi
Kateketik KAS ]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar