Tangguh dalam beriman, mengibaratkan kita senantiasa membuka diri
sepenuhnya untuk dipimpin oleh Allah. Letak tangguh bukan hanya menyandarkan
semata-mata pada pemikiran logika saja, tetapi juga nilai-nilai keteguhan pada
pengharapan, kasih dan iman kita kepada Kristus..
Kita sadar bahwa hidup penuh
dengan berbagai cobaan. Ada
yang berbentuk deraan, himpitan, godaan, tekanan bahkan cobaan. Ketangguhan
iman, merupakan ketangguhan mental juga. Kita meyakini bahwa sebuah masalah
merupakan sebuah batu peringatan untuk mempertebal keimanan kita. Bukan berarti
segala masalah yang ada selalu kita kembalikan kepada Tuhan. Namun kita harus
berusaha semaksimal mungkin untuk mengatasi disertai dengan doa. Kita yakini
bahwa semua masalah yang kita hadapi pasti ada jalan keluarnya. Seandainyapun
menurut kaca mata manusia kita tidak mampu melalui, pasti pada saat itulah
Tuhan akan bekerja. Namun sekali lagi kita tetap harus berusaha untuk keluar
dari masalah tersebut dengan sekuat tenaga. Selanjutnya kita serahkan kembali
atas kehendak-Nya.
Sebuah masalah atau batu peringatan ini kita anggap sebagai proses
pendewasaan iman kita. Dengan kita berusaha melaluinya maka akan meneguhkan
iman kita, sehingga kita akan menjadi umat Katolik yang beriman tangguh. Dengan
berbagai macam masalah maka akan semakin sering kita menjalin relasi dengan
Tuhan. Kita harus melihat semua masalah sebagai peristiwa jalan menuju kepada
Kristus, menuju pada terang sejati, yang pada saatnya kita menemukan hikmah dan
kekuatan-Nya.
Iman yang tangguh adalah bahwa iman yang harus berakar dalam
Kristus. Ketangguhan iman adalah proses pertumbuhan yang terus menerus demi
tercapanya kepenuhan hidup dalam Kristus. Dan proses ini tidak serta merta
langsung jadi, tetapi harus berkesinambungan. Keteguhan iman kita tertempa begitu rupa
ketika kita menjalani berbagai pergumulan, kesusahan, percobaan dan berbagai
ujian. Kita meyakini dengan keteguhandan kedewasaan iman sebagai orang percaya,
bahwa sepanjang hidup pasti ada pergumulan. Bagaimanakah kita memaknainya ? Dan
apakah itu menjadi proses pndewasaan iman ? Bagaimana menyikapinya ?
Bacaan Kol 2 : 7
“Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan di
bangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah
diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.”
Teguh dalam iman membuat hati kita melimpah dengan syukur. Dengan
bersyukur adalah tanda kedewasaan iman yang tidak digoyahkan oleh berbagai
masalah. Justru menganggap bahwa masalah merupakan batu peringatan , sebagai sapaan
dari Tuhan untuk selalu mencurahkan kasih-Nya kepada kita. Bagaimana kita teguh dalam iman akan
menunjukkan kualitas iman kita. Ketangguhan iman adalah tidak mudah goyah
imannya, tidak mudah putus asa dalam berbagai masalah, dan menganggap masalah sebagai
batu peringatan untuk tetap berdiri tegak dengan iman Katoliknya. Ketangguhan
dalam iman membuat kita tahan terhadap berbagai godaan dan tempaan.
Apakah kita dengan semakin sering menghadapi batu peringatan menjadi
semakin mengandalkan Kristus ? atau malah menjauh dari-Nya ? karena seringkali
tempaan dan cobaan membuat kita goyah dan akhirnya limbung, selanjutnya menjauh
dari-Nya. Maka saatnya kita menentukan sebuah tindakan nyata yang dapat
dilakukan di dalam keluarga maupun dalam komunitas, untuk membangun iman yang
tangguh berdasarkan iman Katolik.
Ya Tuhan kobarkanlah
semangat iman Kristiani kami, agar kami semakin teguh imannya, semakin berani
memancarkan kasih-Mu di tengah paguyuban dan berani menjadi garam ditengah
masyarakat. Amien.
[ Dari : Panduan Adven 2014, Komisi Kateketik KAS ]
Berkah Dalem,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar