Rabu, 17 Desember 2014

BATU PERINGATAN

batu peringatan
Tangguh dalam beriman, mengibaratkan kita senantiasa membuka diri sepenuhnya untuk dipimpin oleh Allah. Letak tangguh bukan hanya menyandarkan semata-mata pada pemikiran logika saja, tetapi juga nilai-nilai keteguhan pada pengharapan, kasih dan iman kita kepada Kristus..
Kita sadar bahwa hidup penuh dengan berbagai cobaan. Ada yang berbentuk deraan, himpitan, godaan, tekanan bahkan cobaan. Ketangguhan iman, merupakan ketangguhan mental juga. Kita meyakini bahwa sebuah masalah merupakan sebuah batu peringatan untuk mempertebal keimanan kita. Bukan berarti segala masalah yang ada selalu kita kembalikan kepada Tuhan. Namun kita harus berusaha semaksimal mungkin untuk mengatasi disertai dengan doa. Kita yakini bahwa semua masalah yang kita hadapi pasti ada jalan keluarnya. Seandainyapun menurut kaca mata manusia kita tidak mampu melalui, pasti pada saat itulah Tuhan akan bekerja. Namun sekali lagi kita tetap harus berusaha untuk keluar dari masalah tersebut dengan sekuat tenaga. Selanjutnya kita serahkan kembali atas kehendak-Nya.

Sebuah masalah atau batu peringatan ini kita anggap sebagai proses pendewasaan iman kita. Dengan kita berusaha melaluinya maka akan meneguhkan iman kita, sehingga kita akan menjadi umat Katolik yang beriman tangguh. Dengan berbagai macam masalah maka akan semakin sering kita menjalin relasi dengan Tuhan. Kita harus melihat semua masalah sebagai peristiwa jalan menuju kepada Kristus, menuju pada terang sejati, yang pada saatnya kita menemukan hikmah dan kekuatan-Nya.

Iman yang tangguh adalah bahwa iman yang harus berakar dalam Kristus. Ketangguhan iman adalah proses pertumbuhan yang terus menerus demi tercapanya kepenuhan hidup dalam Kristus. Dan proses ini tidak serta merta langsung jadi, tetapi harus berkesinambungan.  Keteguhan iman kita tertempa begitu rupa ketika kita menjalani berbagai pergumulan, kesusahan, percobaan dan berbagai ujian. Kita meyakini dengan keteguhandan kedewasaan iman sebagai orang percaya, bahwa sepanjang hidup pasti ada pergumulan. Bagaimanakah kita memaknainya ? Dan apakah itu menjadi proses pndewasaan iman ? Bagaimana menyikapinya ?

Bacaan Kol 2 : 7
“Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan di bangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.”

Teguh dalam iman membuat hati kita melimpah dengan syukur. Dengan bersyukur adalah tanda kedewasaan iman yang tidak digoyahkan oleh berbagai masalah. Justru menganggap bahwa masalah merupakan batu peringatan , sebagai sapaan dari Tuhan untuk selalu mencurahkan kasih-Nya kepada kita.  Bagaimana kita teguh dalam iman akan menunjukkan kualitas iman kita. Ketangguhan iman adalah tidak mudah goyah imannya, tidak mudah putus asa dalam berbagai masalah, dan menganggap masalah sebagai batu peringatan untuk tetap berdiri tegak dengan iman Katoliknya. Ketangguhan dalam iman membuat kita tahan terhadap berbagai godaan dan tempaan.

Apakah kita dengan semakin sering menghadapi batu peringatan menjadi semakin mengandalkan Kristus ? atau malah menjauh dari-Nya ? karena seringkali tempaan dan cobaan membuat kita goyah dan akhirnya limbung, selanjutnya menjauh dari-Nya. Maka saatnya kita menentukan sebuah tindakan nyata yang dapat dilakukan di dalam keluarga maupun dalam komunitas, untuk membangun iman yang tangguh berdasarkan iman Katolik.

Ya Tuhan kobarkanlah semangat iman Kristiani kami, agar kami semakin teguh imannya, semakin berani memancarkan kasih-Mu di tengah paguyuban dan berani menjadi garam ditengah masyarakat. Amien.

[ Dari : Panduan Adven 2014, Komisi Kateketik KAS ]
Berkah Dalem,


Tidak ada komentar:

Posting Komentar