“ Mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan
Yusuf dan bayi itu “
( Lukas 2:16 )
Tema diatas merupakan pesan Natal
bersama antara Konferensi Waligereja Indonesia ( KWI ) dengan Persekutuan
Gereja-Gereja di Indonesia ( PGI ) tahun 2014.
Kelahiran Yesus menguduskan keluarga Maria dan Yusuf dan menjadikannya
sumber sukacita yang mengantar orang berjumpa dengan Allah. Natal merupakan
sukacita keluarga karena Sang Sumber Sukacita memilih hadir di dunia melalui keluarga.
Melalui keluarga itu pula Ia tumbuh dan berkembang sebagai manusia yang taat
pada Allah sampai mati di kayu salib. Disitulah Allah yang selalu beserta kita
turut mrasakan kelemahan-kelemahan kita dan kepahitan akibat dosa walaupun Ia
tidak berdosa.
Dalam keluarga sebaiknya Firman
Tuhan dibacakan dan doa diajarkan. Karena berkat perkawinan Kristen, Yesus,
yang dahulu hadir dalam keluarga Maria dan Yusuf, kini hadir juga dalam
keluarga kita masing-masing. Sebagai tanggapan atas Firman-Nya, seluruh anggota
keluarga bersama-sama menyampaikan doa kepada Allah, baik itu berupa pujian,
ucapan syukur, tobat, maupun permohonan. Dengan demikian maka keluarga tidak
hanya menjadi rumah pendidikan , namun juga sekolah doa dan iman bagi
anak-anak.
Dalam perkembangan zaman saat ini
masing-masing keluarga mengalami
berbagai perubahan yang sangat cepat. Kita sering menjumpai banyak masalah
keluarga yang perlu diselesaikan. Permasalah-permasalahan tersebut diantaranya
kemiskinan, pendidikan anak, kesehatan, rumah tidak layak, kekerasan dalam
rumah tangga, ketergantungan dan ketagihan terhadap minuman keras dan
obat-obatan terlarang, serta penggunaan alat komunikasi yang tidak bijaksana. Permasalahan-permasalan
ini mudah menyebabkan konflik dalam
keluarga., sementara yang lain cenderung mencari selamat sendiri sehingga
menjadi egois dan individualis. Dalam
kondisi seperti ini kekudusan keluarga mendapat tantangan yang sangat serius.
Nilai-nilai luhur yang mengekspresikan hubungan cinta kasih, kesetiaan, dan
tanggung jawab bisa luntur. Sehingga kehadiran Allah dalam keluarga tersebut
sulit dirasakan, akibatnya sukacita keluarga yang menjadi dasar bagi
perkembangan pribadi, kehidupan menggereja dan bermasyarakat tidak mudah
dialami lagi.
Natal adalah kesempatan untuk memahami
betapa luhurnya keluarga dan bernilainya
hidup sebagai keluarga karena disitulah Tuhan yang dicari dan dipuji hadir.
Kita diajak untuk sadar akan kekudusan keluarga yang pantas menjadi tempat
untuk saling menguduskan dengan cara mendekatkan diri pada Tuhan. Dengan
harapan keluarga sepatutnya menjadi bait suci karena kesalahan diampuni dan
luka disembuhkan. Sehingga dengan Natal mendorong kita untuk meneruskan
sukacita keluarga sebagai rumah bagi orang yang sehati sejiwa berjalan menuju
Allah, saling berbagi satu sama lain untuk tercapainya kesejahteraan, dan
keluarga menjadi tempat yang menyejukkan.
Marilah kita menghadirkan Allah
dan menjadikan keluarga kita sebagai tempat yang layak untuk kelahiran Sang
Juru Selamat, sehingga keluarga kita menjadi rahmat dan berkat bagi setiap
orang.
Salam dan Berkah Dalem,
[ Dari : Majalah INSPIRASI, Desember 2014 ]
Segenap Romo Paroki, Dewan Paroki dan Umat Katolik Gereja Katolik Santo Mikael Demak mengucapkan :
Segenap Romo Paroki, Dewan Paroki dan Umat Katolik Gereja Katolik Santo Mikael Demak mengucapkan :
"SELAMAT NATAL 2014 dan SELAMAT MENYAMBUT Tahun Baru 2015"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar