Jumat, 26 Desember 2014

BERJUMPA DENGAN ALLAH DALAM KELUARGA


“ Mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu “
( Lukas 2:16 )

Tema diatas merupakan pesan Natal bersama antara Konferensi Waligereja Indonesia ( KWI ) dengan Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia ( PGI ) tahun 2014.  Kelahiran Yesus menguduskan keluarga Maria dan Yusuf dan menjadikannya sumber sukacita yang mengantar orang berjumpa dengan Allah. Natal merupakan sukacita keluarga karena Sang Sumber Sukacita memilih hadir di dunia melalui keluarga. Melalui keluarga itu pula Ia tumbuh dan berkembang sebagai manusia yang taat pada Allah sampai mati di kayu salib. Disitulah Allah yang selalu beserta kita turut mrasakan kelemahan-kelemahan kita dan kepahitan akibat dosa walaupun Ia tidak berdosa.

Dalam keluarga sebaiknya Firman Tuhan dibacakan dan doa diajarkan. Karena berkat perkawinan Kristen, Yesus, yang dahulu hadir dalam keluarga Maria dan Yusuf, kini hadir juga dalam keluarga kita masing-masing. Sebagai tanggapan atas Firman-Nya, seluruh anggota keluarga bersama-sama menyampaikan doa kepada Allah, baik itu berupa pujian, ucapan syukur, tobat, maupun permohonan. Dengan demikian maka keluarga tidak hanya menjadi rumah pendidikan , namun juga sekolah doa dan iman bagi anak-anak.

Dalam perkembangan zaman saat ini masing-masing keluarga  mengalami berbagai perubahan yang sangat cepat. Kita sering menjumpai banyak masalah keluarga yang perlu diselesaikan. Permasalah-permasalahan tersebut diantaranya kemiskinan, pendidikan anak, kesehatan, rumah tidak layak, kekerasan dalam rumah tangga, ketergantungan dan ketagihan terhadap minuman keras dan obat-obatan terlarang, serta penggunaan alat komunikasi yang tidak bijaksana. Permasalahan-permasalan ini  mudah menyebabkan konflik dalam keluarga., sementara yang lain cenderung mencari selamat sendiri sehingga menjadi egois dan individualis.  Dalam kondisi seperti ini kekudusan keluarga mendapat tantangan yang sangat serius. Nilai-nilai luhur yang mengekspresikan hubungan cinta kasih, kesetiaan, dan tanggung jawab bisa luntur. Sehingga kehadiran Allah dalam keluarga tersebut sulit dirasakan, akibatnya sukacita keluarga yang menjadi dasar bagi perkembangan pribadi, kehidupan menggereja dan bermasyarakat tidak mudah dialami lagi.

Natal adalah kesempatan untuk memahami betapa luhurnya  keluarga dan bernilainya hidup sebagai keluarga karena disitulah Tuhan yang dicari dan dipuji hadir. Kita diajak untuk sadar akan kekudusan keluarga yang pantas menjadi tempat untuk saling menguduskan dengan cara mendekatkan diri pada Tuhan. Dengan harapan keluarga sepatutnya menjadi bait suci karena kesalahan diampuni dan luka disembuhkan. Sehingga dengan Natal mendorong kita untuk meneruskan sukacita keluarga sebagai rumah bagi orang yang sehati sejiwa berjalan menuju Allah, saling berbagi satu sama lain untuk tercapainya kesejahteraan, dan keluarga menjadi tempat yang menyejukkan.

Marilah kita menghadirkan Allah dan menjadikan keluarga kita sebagai tempat yang layak untuk kelahiran Sang Juru Selamat, sehingga keluarga kita menjadi rahmat dan berkat bagi setiap orang.

Salam dan Berkah Dalem,
[ Dari : Majalah  INSPIRASI, Desember 2014 ]

Segenap Romo Paroki, Dewan Paroki dan Umat Katolik Gereja Katolik Santo Mikael Demak mengucapkan :
"SELAMAT NATAL 2014 dan SELAMAT MENYAMBUT Tahun Baru 2015"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar