Kamis, 18 Desember 2014

METANOIA

metanoia
Satu-satunya hal yang sungguh berarti  adalah hubungan kita dengan Kristus. Orang percaya dan rela mematuhi perintah Allah  semestinya karena lahir dari hubungan kasih Tuhan Yesus Kristus yang telah menyelamatkan kita..

Ketaatan orang percaya kepada-Nya bukan dilandasi  oleh rasa cemas-takut, melainkan karena kasih-Nya memotivasi dan memampukan kita untuk taat. Itu semua dapat diperoleh dari warta Injil yang selalu kita baca untuk mendapatkan perutusan. Untuk itu seluruh umat berkewajiban melaksanakan tugas perutusan.  Injil tidak hanya menjadi milik diri sendiri yang menerimanya secara eksklusif, tetapi juga merupakan suatu rahmat yang harus dibagi-bagikan. Namun semua itu melalui sebuah proses untuk tercapainya suatu perubahan budi dan hati yang mendalam. Beranikah kita untuk membuka hati kita untuk mau melakukan sebuah perubahan budi dan hati kita yang mendalam ?

Panggilan kita untuk ikut serta dalam karya perutusan bermula dan muncul dari Baptisan yang telah kita terima, yang dikuatkan oleh Sakramen Penguatan. Suatu perubahan  budi dan hati yang mendalam, sehingga dimasyarakat kita bisa hidup  lebih bijaksana. Melalui Baptisan dan Penguatan ini kita dipanggil untuk mengambil bagian dalam pelayanan Kristus, sebagai imam, nabi dan raja. Karena dengan Baptisan yang telah  terima, siapapun itu berpartisipasi demi bagian mereka di dalam perutusan misionernya. Iman yang missioner adalah iman yang tidak hanya ekslusif , namun insklusif, mampu bersaudara dan berdialog dengan semua orang yang berbeda keyakinan untuk mewujudkan misi Allah, ialah keselamatan umat manusia. Sehingga iman yang missioner akan nampak dalam kehidupan nyata yang diungkapkan dalam pikiran, kata, tindakan dan pergaulan. Untuk mengarah pada kedewasaan iman adalah butuh sebuah proses perubahan yang sangat mendalam. Dalam buku Panduan Adven 2014 disebutkan bahwa Metanoia adalah suatu perubahan budi dan hati yang mendalam. Dalam masa Adven pekan keempat, kita diajak untuk menjadi orang Katolik yang missioner. Dengan tujuan umat diajak untuk menyadari bahwa iman harus berdimensi missioner sehingga umat selalu berupaya membangun semangat beriman di dalam masyarakat. Adalah proses pendewasaan iman kita melalui berbagai cara untuk mencapai kedewasaan iman.

Dari sumber : www.kamusbahasaindonesia.org :  “ Budi “adalah alat batin yang merupakan paduan akal dan perasaan untuk menimbang baik dan buruk. Juga diartikan tabiat , akhlak , watak. Sedangkan kalau  “ hati  diartikan  sesuatu yang ada di dalam tubuh manusia yang dianggap sebagai tempat segala perasaan batin dan tempat menyimpan pengertian ( perasaan dsb ). Perubahan hidup yang didasari pada penyerahan penuh kepasrahan kepada Allah dan persetujuan penuh cinta akan segala sesuatu yang telah diwahyukan kepada kita.  Itu semua merupakan tujuan dari setiap karya pewartaan Injil, agar setiap orang dapat mengenal dan menerima Yesus Kristus sebagai penebus pribadinya. Dan inilah yang disebut dengan Iman Katolik. Dengan iman kita menjawab panggilan Allah untuk menikmati keselamatan melalui Yesus Kristus.

Cara hidup yang dilandasi oleh cinta kasih, kesederhanaan dan kepedulian adalah menjadi cara hidup yang baru keluarga Katolik. Karena kesaksian hidup kita merupakan bentuk tugas perutusan yang pertama dan tak tergantikan. Kristus sendiri menjadi model kesaksial Katolik.  Segenap umat beriman Kristiani, melalui teladan hidup serta kesaksian lisan mereka wajib menampilkan manusia baru. Sesama akan memandang perbuatan tersebut dan mereka memuliakan Bapa.  Menjadi seorang Katolik harus bisa memberi rasa dan berguna bagi banyak orang.  Iman kita harus menjadi perwujudan dan keterlibatan kita ditengah masyarakat. Kesaksian yang paling menarik adalah perhatian dan cinta kasih terhadap orang-orang miskin, lemah dan menderita, yang merupakan perwujudan dari iman Katolik yang cerdas, tangguh dan missioner.

Ya Tuhan, Engkaulah sumber iman sejati , mampukan kami untuk dapat melaksanakan kehendak-Mu dalam kehidupan  sehari-hari. Bimbinglah  dan jadikanlah kami  lebih bijaksana di dalam menghadapi kesulitan hidup, sehingga  berani berjuang dengan iman, harapan dan kasih-Mu.

Salam dan Berkah Dalem,
[ Dari : Panduan Adven 2014, Komisi Kateketik KAS ]


Tidak ada komentar:

Posting Komentar