Rabu, 07 Januari 2015

RELASI

Banyak hal yang bisa memudahkan perhatian kita, sehingga akan mengganggu hubungan kita dengan sesama. Tak ubahnya  dengan persoalan hubungan kita dengan Tuhan. Gangguan hubungan anatar sesama ini bisa muncul karena oleh hal-hal yang sepele. Namun terkadang ditanggapinya dengan sangat serius..
Kepentingan diri sendiri terkadang dipaksakan, orang lain harus memahami dan memaklumi dan bahkan orang lain harus mengikuti pola pikir seperti apa yang dikehendaki. Kalau sudah demikian maka akan terjadi kepentingan pribadi merasuki dalam hubungan dengan sesama. Justru sahabat  sudah tidak ada lagi diantara mereka. Keengganan untuk memahami inilah yang  menjadi jurang pemisahnya. Tetapi memaksakan kehendak kepada orang lain juga sangat berpengaruh dalam hubungan antar sesama. Maka hendaknya kita harus selalu berani untuk mengakui keberadaan sesama kita, dengan berbagai perbedaan yang dimilikinya. Maka dengan demikian sangatlah baik dan menjadi jalan untuk lebih memperkaya pengalaman . biarpun kecil perbedaan mesti akan selalu mengganggu hubungan kekerabatan. Mampukah kita untuk bersedia menerima sesama dengan keunikan yang dimilikinya..? Pada saat kita bersama dengan sesama kita harus berani menahan diri, sehingga kita akan menikmati indahnya kebersamaan.

Yesus mengakatan kepada para pengikut-Nya bahwa gangguan rohani itu dimulai dari hati yang menjadi semakin bebal, telinga yang semakin enggan untuk mendengar dan mata yang melekat tertutup, seperti tertuang dalam kutipan petikan ayat berikut ini.

Matius 13:15
Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya tertutup……..

Dengan menggunakan perumpamaan tentang seorang penabur benih yang jatuh di semak duri dengan seseorang yang mendengarkan firman Tuhan tetapi hatinya terpaut pada hal-hal lain. Kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.  Apabila kita sungguh-sungguh ingin menjadi serupa  dengan Yesus, maka kita harus terus berjuang. Termasuk di dalamnya berjuang untuk memerangi nafsu yang ada dalam diri sendiri. Harus selalu berani mengerti menerima keunikan sesama, niscaya persahabatan akan tetap selalu terjaga. Pertobatan adalah sebuah mukjizat, tetapi menjadi serupa dengan  Kristus adalah usaha seumur hidup.

Membangun relasi dengan Tuhan haruslah selalu diusahakan dan menjadi kebutuhan kita. Tak ubahnya sebuah kebutuhan hidup relasi dengan Tuhan harus setiap saat dinikmati.  Bukan pada saat dalam kondisi sulit saja bersandar pada Tuhan, namun dalam suasana gembirapun harus selalu bersyukur kepada-Nya. Dengan menjaga relasi yang sangat baik ini akan membangun keimanan dan mampu untuk menelaah firman yang kita terima. Sehingga firman tersebut akan berbuah lebat dalam kehidupan nyata di dunia. Khususnya nampak dalam kehidupan persahabatan dengan sesama. Sebuah diskusi yang selalu didasari pada firman Tuhan, maka kita berharap mendapatkan hasil yang sesuai dengan apa yang sebaik-baiknya untuk kepentingan bersama.

Indahnya sebuah kebersamaan dapat terwujud nyata dan menjadi bentuk perwujudan syukur atas iman yang cerdas, tangguh dan misioner. Sehingga kita bisa menjadi orang katolik yang memiliki kecerdasan iman , ketangguhan dan semangat misioner. Semoga kita selalu dimampukan-Nya.

Salam dan Berkah Dalem,
[dari : Berbagai sumber ]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar