Rabu, 28 Januari 2015

GEREJA, PAGUYUBAN BELA RASA

gereja sebagai paguyuban belarasa
Hasil Konsili Vatikan II terdapat enam belas dokumen. Ada  yang berkaitan dengan gereja sebagai paguyuban. Karena tidak mungkin gereja berdiri sendiri, namun merupakan kumpulan beberapa individu yang memiliki visi dan iman yang sama. Iman yang sederhana , namun sangat bermakna..
Pengakuan tentang siapakah Yesus Kristus dalam hidup. Iman yang sederhana ini akan mempengaruhi sikap dan keyakinan. Katekese sederhana dan singkat tentang gereja, paguyuban belarasa yang didapat dari sebagian kecil , sehingga diharapkan dapat menambah pengetahuan keimanan kita.

Dalam pidato pembukaan Konsili Vatikan II, Yohanes XXIII menggambarkan Gereja sebagai komunitas bela rasa yang “ ingin menunjukkan dirinya sebagai ibu yang mencintai, lemah lembut, sabar, penuh kasih, dan kebaikan kepada semua orang.”

Tindakan bela rasa yang sama ditemukan juga di beberapa dokumen Konsili. Umat Katolik didesak untuk mengenakan “ sikap belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran “ (Lumen Gentium 40). Sebuah gerak langkah gereja dalam dunia zaman sekarang. Dalam pelayanan kemanusiaan, Gereja menampilkan “karya belas kasih dan tindakan sejenisnya” (Gaudium et Spes 42 )

Misionaris Katolik “sekurang-kurangnya memberi kesaksian akan cinta kasih dan kemurahan hati Kristus dengan sabar dan bijaksana, sekaligus dengan kepercayaan besar. Dengan demikian, menyiapkan jalan bagi Tuhan serta dengan cara tertentu menghadirkan-Nya” (Ad Gentes 6). Sungguh, kasih dan bela rasa adalah tanda khusus persekutuan murid-murid Kristus.

Bagaimana membangun kepekaan terhadap sesama kita ? pertama-tama harus terlebih dahulu memiliki sungguh-sungguh kasih kepada Allah. Barulah kita bisa mengasihi yang Allah kasihi, yaitu sesama kita.

Salam dan Berkah Dalem,
[ Sumber : James H.Kroeger,MM , 50 Jejak Konsili Vatikan II,  PT. Kanisius ]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar