Sabtu, 10 Januari 2015

MENGENDALIKAN KONFLIK

mengendalikan konflik
Tahun 2014 beberapa saat telah berlalu, tahun haru biri atau tahun huru hara, ada juga yang menyebut tahun konflik dan macam-macam lagi yang menyebutnya. Pendek kata tahun 2014 adalah tahun keributan ? Konflik kepentingan, konflik perebutan pengaruh, perebutan kekuasaan, dengan konflik itu Indonesia terbagi, kalau tidak mau menyebut terpecah-pecah menjadi kelompok-kelompok kepentingan..
Sampai akhirnya menjadi 2 (dua) kelompok atau kubu saat memilih siapa Presidennya. Jelas saat itu kepentingan untuk menjadi penguasa di Indonesia yang menyebabkan konflik. Konflik dalam lingkup yang lebih kecil juga bisa terjadi antar komunitas, bahkan terjadi juga pada satu kelompok, intern komunitas. Beberapa contoh dapat disebutkan perpecahan pada partai politik yang ada di Indonesia, atau antar komunitas pemeluk agama, baik eksternal atau internal agama. Konflik internal dapat terjadi dalam satu lembaga,  intern agama, kelompok adat dan seterusnya, bahkan dalam kelompok terkecil yaitu keluarga.
Mengapa terjadi konflik ?
Marilah kita membuka dan membaca Firman Tuhan dari Surat Yakobus bab 4 ayat 1 – 2
“Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran diantara kamu ? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu ? Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh, kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa “.
Dari perikop yang telah kita baca tadi dapat diangkat bahwa konflik itu timbul dari dalam diri kita sendiri. Mungkin iri hati, dengki, dendam, akan muncul karena :
Ø  Kebijakan yang dilaksanakan pengurus atau orang lain berbeda dengan kebijakan yang dipikirkannya.
Ø  Merasa kurang mempunyai pengaruh terhadap orang lain
Ø  Merasa lebih bisa berbuat dari pada orang lain ( rumangsa bisa, ning ora bisa rumangsa )
Ø  Merasa bisa sukses dalam segala hal dari pada orang lain
Ø  Merasa mempunyai jasa terhadap kelompoknya.
Saudara, dalam perikop diatas, Yakobus juga mengatakan bahwa hal itu semua terjadi karena kita kurang berdoa. Adakah komunitas kita seperti itu keadaannya ? Oleh karena itu marilah kita berdoa. Mendoakan diri kita sendiri agar kita dimampukan untuk mengendalikan sikap/rasa iri hati, dengki dan dendam. Dan dimampukan juga untuk mewujudkan kasih seperti yang diajarkan Kristus. Dan pada akhirnya tidak ada konflik diantara kita, karena kita mampu mengendalikannya. Amin.

Salam dan Berkah Dalem,
( WIED )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar