Minggu, 25 Januari 2015

KESAKSIAN HIDUP

kesaksian hidup
Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran. ( 1 Yohanes 3:18 )..

Bersaksi dengan menggunakan lidah  sangat berpotensi melakukan kekeliruan, sifat manusia yang suka menambah dan mengurangi atas apa kejadian yang sesungguhnya merupakan salah satu penyebab terjadinya kekeliruan tersebut.  Kita diajak untuk bersaksi hanya ada dua kata, Ya dan Tidak. Dengan ketegasan ini maka kita bisa mewujudkannya, dengan mengatakan Ya jika benar dan Tidak bila tidak benar. Sehingga bersaksi dengan perbuatan dalam kehidupan nyata setiap hari adalah lebih efektif dan konsekuensi melakukan kekeliruan dalam bersaksi lebih kecil. Menjadi saksi itu bukan perkara yang mudah. Dalam pengadilan jika menyampaikan saksi palsu bisa dijerat dengan hukuman kurungan pula. Karena bersaksi itu memiliki resiko, meskipun yang disampaikan itu benar. Apakah kita mempunyai keberanian untuk menyampaikan kesaksian hidup di tengah masyarakat, sehingga dapat memberikan jawaban yang pasti ? yakni dengan sikap benar untuk menjawab Ya, namun juga harus menunjukkan dan berani memperbaharui sikap karena tidak benar.

Seringkali kita ini hanya omong doang (omdo). Kasih kita berhenti hanya sebatas kata-kata. Menolong orang lain jarang sekali kita lakukan.  Hal yang utama yang kita butuhkan saat menolong orang lain / sesama adalah kemauan, sambil diiringi dengan memohon pertolongan Tuhan agar dimampukan-Nya. Sehingga di dalam Tuhan, kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran, sebab perkataan tidak akan menjadi tindakan jika tidak disertai kemauan mewujudkannya. Menjadi murid Kristus sejati memang tidak mudah, tetapi kita akan selalu dimampukan jika kita mau dibentuk oleh-Nya.

Salam dan Berkah Dalem,
[dari : berbagai sumber ]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar