Bacaan Lukas 5 : 31-32
“ Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi
orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang
berdosa, supaya mereka bertobat..”
Aturan agama dibuat untuk ditaati, tetapi bukan secara kaku
melainkan dengan dengan pertolongan Roh Kudus serta dengan motivasi untuk
menyenangkan hati Allah. Bila kita taat sementara yang lain tidak, maka
janganlah kita menjadi hakim atas dia. Bicaralah baik-baik dan doakanlah. Ada anggapan bahwa orang
harus benar-benar memisahkan diri dari orang berdosa bila ingin hidup kudus. Di
dalam Yesus kita tidak mengorbankan sukacita dalam mengikuti dan melayani Dia.
Karena sukacita sejati, kita temukan saat kita diampuni kemudian bersekutu
dengan-Nya.
Komitmen untuk melaksanakan hukum Taurat bagi Lewi membuat takut berelasi dengan orang-orang yang dianggap berdosa. Bukan hanya itu, juga akan mengkritik orang yang bergaul dengan orang berdosa. Maka dalam Lukas 5 : 31-32 , Yesus menggambarkan diri-Nya sebagai dokter yang dibutuhkan orang sakit, bukan orang sehat. Yesus datang untuk melayani mereka yang berdosa dan membutuhkan pertobatan. Ketika para pemungut cukai dan para pendosa datang meminta disembuhkan, Yesus sebagai Dokter Agung tidak akan menolak mereka.
Berpuasapun juga dipermasalahkan oleh orang Farisi dan ahli Taurat
ketika melihat murid-murid Yesus tidak melakukannya. Yesus memberikan
ilustrasi tentang mempelai dan sahabat mempelai. Dalam ilustrasi disebutkan
bahwa sahabat mempelai tidak akan berpuasa pada waktu mempelai ada, karena saat
itu adalah saat bersukacita. Dengan demikian maka ajaran Yesus adalah
menggenapi Taurat dan membangun suatu perjanjian yang baru..
Sekarang keputusan ada pada kita semua untuk memilih. Apakah akan
selalu setia mengikuti Yesus atau tidak. Kalau kita tetap mengikuti-Nya, kita
harus memprioritaskan Yesus. Mengikuti
Yesus separuh hati ibaratnya seorang yang sedang menarik bajak di ladang tetapi
sebentar-sebentar menengok ke belakang, maka hasil alur yang diperoleh tidak lurus.
Prioritas mengikuti Yesus diantaranya adalah :
1). Kita tahu hidup kita ialah milik-Nya karena karya penebusan-Nya.
2). Kita dapat mempercayakan hidup
kita kepada-Nya, karena Ia hendak menggunakannya bagi kemulian-Nya dan bagi
kepentingan sesama
3) Jangan khawatir akan keluarga
dan orang-orang terdekat kita, Dia pasti memberikan yang terbaik untuk mereka.
Prinsip bagi kita, tunaikan tugas pelayanan, pemberitaan kabar baik
dengan setia. Bergantung pada Tuhan, selanjutnya kita percayakan pada Roh Kudus
bekerja melalui kita memenangkan jiwa-jiwa bagi Allah. Tidak ada yang namanya
sukarelawan dalam mengikut Yesus, melainkan pengabdian sepenuh hati dan hidup.
Ia harus berani melepaskan semua hak untuk tunduk sepenuhnya kepada cara-Nya
mengatur, mendisiplinkan, dan memakainya. Jangan andalkan kemampuan pribadi karena kita bukanlah apa-apa jika tanpa kehadiran Tuhan dalam hidup kita.
Salam dan Berkah Dalem,
[ Dari : berbagai sumber ]
Salam dan Berkah Dalem,
[ Dari : berbagai sumber ]
Mampukan dan kuatkan iman kami ...
BalasHapus