Konsili Vatikan II mengungkapkan
pemahamannya tentang Gereja dengan gambaran alkitabiah, yaitu Umat Allah. Meski
umat ini terikat perjanjian dan disebut dengan “ Umat Kudus Allah “, kadangkala
Gereja tidak setia. Benar bahwa Gereja adalah kumpulan orang yang kudus
sekaligus berdosa..
Konsili Vatikan II secara terbuka
mengakui, “ Gereja merangkum pendosa-pendosa dalam pengakuannya sendiri. Gereja
itu suci, sekaligus harus selalu dibersihkan, serta terus-menerus menjalankan
pertobatan dan pembaruan” ( Lumen Gentium/
LG 8 ). Konsili menyebutkan perpecahan di dalam umat Kristen dan memberi
catatan bahwa masing-masing pihak bertanggung jawab atas perpecahan yang
terjadi; “kesalahan orang-orang di kedua belah pihak” ( Unitatis Redintegration / UR 3 ). Paus Yohanes XXIII, Bapa Konsili
Vatikan II, menasihatkan Gereja untuk tidak “mengadili masa lalu”. Sebagai Umat
Katolik, kita bergembira menjadi bagian dari Umat Allah, Gereja – dengan segala
keterbatasannya serta keindahan dan kesucian yang nyata. Kita sangat mencintai
Gereja Kristus.
Konstitusi Dogmatik tentang
Pewahyuan Ilahi, ( Sabda Tuhan Dei Verbum [DV] memberikan penekanan pada
cinta yang baru terhadap Kitab Suci sebagai Sabda Tuhan . Konsili ingin
mendorong, baik pendengaran autentik maupun pernyataan yang jelas tentang Sabda
Tuhan. Umat Katolik harus mengetahui Kitab Suci dan memadukannya dalam
kehidupan mereka. Dei Verbum membahas
sifat Tradisi dan hubungannya dengan Kitab Suci, makna Kitab Suci berisi wahyu
Allah, kesejarahan Injil, dan pembacaan, penyebaran, serta penafsiran Kitab
Suci. Konsili mendesak semua umat beriman kristiani “supaya dengan sering kali
membaca Kitab-kitab Ilahi memperoleh ‘pengertian yang mulia akan Yesus Kristus’
( Flp 3:8)”. DV 25 mengulang kembali
kata-kata Santo Yakobus, “ Tidak mengenal
Alkitab berarti tidak mengenal Kristus “. Konsili menegaskan, “ Bagi kaum beriman
kristiani jalan menuju Kitab Suci harus terbuka lebar-lebar” (DV 2). Hal itu
dapat dicapai dengan berbagai cara : kelompok belajar Kitab Suci, liturgi dan
khotbah yang dipersiapkan dengan baik, meditasi pribadi, dan komitmen harian
untuk membaca Kitab Suci dalam suasana doa. Allah akan berbicara melalui Sabda
Ilahi-Nya. Kitab Suci adalah tempat yang istimewa untuk berjumpa dengan Allah,
pembaruan komitmen terhadap Sabda Allah menjadi agenda penting bagi umat
Katolik dewasa ini.
Salam dan Berkah Dalem,
[
Sumber : James H.Kroeger,MM , 50 Jejak
Konsili Vatikan II, PT. Kanisius ]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar