Minggu, 22 Februari 2015

PERHATIAN PADA SABDA TUHAN : SUMBER PEMBARUAN

perhatian pada sabda tuhan merupakan sumber pembaharuan
Konsili Vatikan II mengungkapkan pemahamannya tentang Gereja dengan gambaran alkitabiah, yaitu Umat Allah. Meski umat ini terikat perjanjian dan disebut dengan “ Umat Kudus Allah “, kadangkala Gereja tidak setia. Benar bahwa Gereja adalah kumpulan orang yang kudus sekaligus berdosa..
Konsili Vatikan II secara terbuka mengakui, “ Gereja merangkum pendosa-pendosa dalam pengakuannya sendiri. Gereja itu suci, sekaligus harus selalu dibersihkan, serta terus-menerus menjalankan pertobatan dan pembaruan” ( Lumen Gentium/ LG 8 ). Konsili menyebutkan perpecahan di dalam umat Kristen dan memberi catatan bahwa masing-masing pihak bertanggung jawab atas perpecahan yang terjadi; “kesalahan orang-orang di kedua belah pihak” ( Unitatis Redintegration / UR 3 ). Paus Yohanes XXIII, Bapa Konsili Vatikan II, menasihatkan Gereja untuk tidak “mengadili masa lalu”. Sebagai Umat Katolik, kita bergembira menjadi bagian dari Umat Allah, Gereja – dengan segala keterbatasannya serta keindahan dan kesucian yang nyata. Kita sangat mencintai Gereja Kristus.

Konstitusi Dogmatik tentang Pewahyuan Ilahi, ( Sabda Tuhan  Dei Verbum [DV]  memberikan penekanan pada cinta yang baru terhadap Kitab Suci sebagai Sabda Tuhan . Konsili ingin mendorong, baik pendengaran autentik maupun pernyataan yang jelas tentang Sabda Tuhan. Umat Katolik harus mengetahui Kitab Suci dan memadukannya dalam kehidupan mereka. Dei Verbum membahas sifat Tradisi dan hubungannya dengan Kitab Suci, makna Kitab Suci berisi wahyu Allah, kesejarahan Injil, dan pembacaan, penyebaran, serta penafsiran Kitab Suci. Konsili mendesak semua umat beriman kristiani “supaya dengan sering kali membaca Kitab-kitab Ilahi memperoleh ‘pengertian yang mulia akan Yesus Kristus’ ( Flp 3:8)”. DV 25 mengulang kembali kata-kata Santo Yakobus, “ Tidak mengenal Alkitab berarti tidak mengenal Kristus “.  Konsili menegaskan, “ Bagi kaum beriman kristiani jalan menuju Kitab Suci harus terbuka lebar-lebar” (DV 2). Hal itu dapat dicapai dengan berbagai cara : kelompok belajar Kitab Suci, liturgi dan khotbah yang dipersiapkan dengan baik, meditasi pribadi, dan komitmen harian untuk membaca Kitab Suci dalam suasana doa. Allah akan berbicara melalui Sabda Ilahi-Nya. Kitab Suci adalah tempat yang istimewa untuk berjumpa dengan Allah, pembaruan komitmen terhadap Sabda Allah menjadi agenda penting bagi umat Katolik dewasa ini.

Salam dan Berkah Dalem,
[ Sumber : James H.Kroeger,MM , 50 Jejak Konsili Vatikan II,  PT. Kanisius ]      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar