Jumat, 20 Februari 2015

PEMBERONTAK

Pemberontak

Karakter pemberontak bukanlah karakter yang seharusnya ada dalam diri orang percaya. Menjadi murid Kristus  diajarkan mengenai ketaatan dan kelembutan hati, bukan pemberontak dengan hati yang mudah terbakar api emosi dan gemar melakukan kekerasan, apalagi dengan sikap gampang mendendam dan merasa punya hak untuk menghakimi orang lain..
Manusia memiliki kecenderungan untuk melawan dan memberontak  terhadap nasihat atau didikan orang lain bahkan orang tuanya. Jangankan kepada manusia kepada Tuhan pun ada banyak yang berani berontak. Sehingga sering terucap dengan mudahnya Tuhan tidak peduli, pertolongan yang telah diberikan-Nya tidak cukup dan merasa tidak  cepat dan sesuai dengan keinginannya, situasi tidak sesuai dengan yang diinginkannya sebagai alasan untuk berontak kepada Tuhan. Bahkan ada yang memberontak hanya karena hebat dan gaya tanpa alasan tertentu. Sikap seperti ini bukanlah gambaran dari orang percaya.

Sabda Tuhan sebagai sumber pembaruan gereja sebenarnya sangat banyak berbicara mengenai pentingnya ketaatan. Itu semua menunjukkan bahwa Tuhan tidak suka dengan sikap memberontak. Dalam keseharian kita menyuarakan  ketidakpuasan sebaiknya dilakukan dengan bentuk-bentuk perlawanan yang dapat menimbulkan semangat perlawanan atau biasa disebut dengan provokatif, berkata-kata kasar/ mengumpat, kekerasan. Banyak cara yang lebih santun digunakan yakni dengan berdiskusi atau dialog dengan baik-baik. Dalam hal kepada Tuhan, kita perlu terus melatih diri untuk lebih bisa menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan, sambil kita harus taat melaksanakan kewajiban kita kepada-Nya. Niscaya dengan penuh keyakinan dan iman pasti akan tiba saatnya yang terbaik dan menyenangkan datang.

Mazmur 55 : 23
“Serahkanlah kuatirmu kepada Tuhan, maka Ia akan memelihara engkau ! Tidak untuk selama-lamanya dibiarkan-Nya orang benar itu goyah “.

Segala ketidakadilan yang kita alami bukan harus dilawan  dengan kekerasan, tetapi hendaknya diserahkan kepada Tuhan, karena Dia sudah berjanji untuk tidak akan pernah membiarkan kita goyah, selama kita tetap berpegang melakukan hal yang benar. Dari kehidupan Yesus sendiri kita bisa belajar mengenai ketaatan sejati, bagaimana Ia sanggup tunduk dan taat sepenuhnya kepada Bapa meski harus melewati penderitaan yang sangat luar biasa .

Selalu saja ada jalan dari Tuhan untuk memberkati kita dan melepaskan kita dari situasi yang menekan kita tanpa harus memberontak dan melawan. Seberat atau sesulit apapun kita hendaknya kita lalui dengan selalu bersyukur. Oleh karena itu dengan iman, selalu taat, selalu melakukan apa yang menjadi bagian kita dan lihat sendiri nanti bagaimana luar biasanya Tuhan pada waktu melakukan bagian-Nya untuk kita.

Salam dan Berkah Dalem
[ Sumber : Kumpulan Renungan Harian, bulan Januari 2015 ]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar