Karakter pemberontak bukanlah karakter yang seharusnya ada dalam
diri orang percaya. Menjadi murid Kristus
diajarkan mengenai ketaatan dan kelembutan hati, bukan pemberontak
dengan hati yang mudah terbakar api emosi dan gemar melakukan kekerasan,
apalagi dengan sikap gampang mendendam dan merasa punya hak untuk menghakimi
orang lain..
Manusia memiliki kecenderungan untuk melawan dan memberontak terhadap nasihat atau didikan orang lain
bahkan orang tuanya. Jangankan kepada manusia kepada Tuhan pun ada banyak yang
berani berontak. Sehingga sering terucap dengan mudahnya Tuhan tidak peduli,
pertolongan yang telah diberikan-Nya tidak cukup dan merasa tidak cepat dan sesuai dengan keinginannya, situasi
tidak sesuai dengan yang diinginkannya sebagai alasan untuk berontak kepada
Tuhan. Bahkan ada yang memberontak hanya karena hebat dan gaya tanpa alasan tertentu. Sikap seperti ini
bukanlah gambaran dari orang percaya.
Sabda Tuhan sebagai sumber pembaruan gereja sebenarnya sangat banyak berbicara mengenai pentingnya ketaatan. Itu semua menunjukkan bahwa Tuhan tidak suka dengan sikap memberontak. Dalam keseharian kita menyuarakan ketidakpuasan sebaiknya dilakukan dengan bentuk-bentuk perlawanan yang dapat menimbulkan semangat perlawanan atau biasa disebut dengan provokatif, berkata-kata kasar/ mengumpat, kekerasan. Banyak cara yang lebih santun digunakan yakni dengan berdiskusi atau dialog dengan baik-baik. Dalam hal kepada Tuhan, kita perlu terus melatih diri untuk lebih bisa menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan, sambil kita harus taat melaksanakan kewajiban kita kepada-Nya. Niscaya dengan penuh keyakinan dan iman pasti akan tiba saatnya yang terbaik dan menyenangkan datang.
Mazmur 55 : 23
“Serahkanlah kuatirmu kepada Tuhan, maka Ia
akan memelihara engkau ! Tidak untuk selama-lamanya dibiarkan-Nya orang benar
itu goyah “.
Segala ketidakadilan yang kita alami bukan harus dilawan dengan kekerasan, tetapi hendaknya diserahkan
kepada Tuhan, karena Dia sudah berjanji untuk tidak akan pernah membiarkan kita
goyah, selama kita tetap berpegang melakukan hal yang benar. Dari kehidupan
Yesus sendiri kita bisa belajar mengenai ketaatan sejati, bagaimana Ia sanggup
tunduk dan taat sepenuhnya kepada Bapa meski harus melewati penderitaan yang
sangat luar biasa .
Selalu saja ada jalan dari Tuhan untuk memberkati kita dan
melepaskan kita dari situasi yang menekan kita tanpa harus memberontak dan
melawan. Seberat atau sesulit apapun kita hendaknya kita lalui dengan selalu
bersyukur. Oleh karena itu dengan iman, selalu taat, selalu melakukan apa yang
menjadi bagian kita dan lihat sendiri nanti bagaimana luar biasanya Tuhan pada
waktu melakukan bagian-Nya untuk kita.
Salam dan Berkah Dalem
[ Sumber : Kumpulan Renungan
Harian, bulan Januari 2015 ]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar