Senin, 09 Februari 2015

JANGAN SOMBONG, AKUILAH KELEMAHAN !!!

jangan sombong, akuilah kelemahan
Bacaan : 2 Korintus 12 : 9b
“Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku “..
Rasul Paulus diijinkan Tuhan mengalami ujian dan tantangan, bahkan harus menghadapi ‘ duri dalam daging ‘. Tapi ia menyikapi setiap masalah yang ada dari sudut pandang yang berbeda. Mungkin bila kita berada dalam kondisi seperti Paulus tidak bersikap demikian, ia justru mengakui kelemahannya dan menerima semua itu dengan senang dan rela, karena ia tahu justru dalam kelemahannya itu ia menjadi semakin kuat karena kuasa Tuhan dinyatakan atasnya.

Setiap manusia pasti memiliki kelemahan-kelemahan, entah disadari atau tidak. Seringkali kita tidak mau mengakuinya dan merasa gengsi untuk mengatakan bahwa kita ini lemah. Kita menganggap diri kita kuat : “ Aku sanggup melakukannya sendiri, aku tidak perlu orang lain. Aku berhasil oleh karena usaha dan kerja kerasku, bukan karena siapa-siapa “.

Marilah kita belajar untuk mengakui kelemahan-kelemahan kita. Terkadang masalah, pencobaan, kegagalan dan sebagainya dipakai Tuhan menjadi alat untuk membuat kita sadar akan keberadaan kita yang lemah dan terbatas ini, sehingga kita belajar bergantung dan mengandalkan Dia. Tuhan menghendaki setiap orang percaya mempunyai pendengaran yang peka terhadap suara-Nya, karena dari mendengar suara Tuhan kita menyadari keberadaan kita dan langkah-langkah hidup kita  akan terarah. Dan ketika kita sudah berjalan bersama Tuhan, Ia akan mengubah kegagalan-kegagalan menjadi keberhasilan. Tidak peka akan suara Tuhan disebabkan karena perhatiannya yang lebih besar terhadap perkara-perkara duniawi, terfokus pada kekuatan dan kepintaran manusia.

Tanda bahwa seseorang tidak mengerti kehendak Tuhan adalah ia lebih suka berjalan menurut kehendaknya sendiri dan hidup menurut keinginan dagingnya dari pada tuntutan Tuhan. Bukankah  seringkali kehendak dan keinginan kita membawa kita kepada kegagalan demi kegagalan ? sehingga seseorang dikatakan arif jika dalam menjalani hidupnya selalu berusaha untuk mengerti rencana dan kehendak Tuhan terlebih dahulu ; dan itu harus melalui proses yang tidak mudah, akan ada banyak kendala dan benturan-benturan , tetapi janganlah kita putus asa dan menyerah diri di tengah jalan. Justru pada saat inilah Ia berkenan menurunkan Roh Kudus-Nya  untuk menuntun dan memberi kekuatan. Seringkali apa yang menjadi larangan kita lakukan, sebaliknya apa yang diperintahkan Tuhan justru tidak kita kerjakan;  hal ini karena kita tidak mengerti kehendak Tuhan. Mengerti kehendak Tuhan berarti kita tidak lagi hidup menurut kehendak sendiri, melainkan taat, dan berkat pasti tersedia bagi orang yang taat.

“Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu. Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak, takutlah akan Tuhan dan jauhilah kejahatan”. ( Amsal 3:5-7 )

Marilah kita renungkan dalam hati kita masing-masing dari kutipan Amsal di atas. Sudahkah kita mengetahui apa yang menjadi kehendak Tuhan dan menjauh dari apa yang menjadi larangan-Nya ?

Salam dan Berkah Dalem
[ Sumber : Kumpulan Renungn Harian, 2015 ]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar